Saturday, December 21, 2013



Anak-anak di usia balita mudah marah. Hal kecil apapun bisa memicu kemarahan anak di usia 2-5 tahun. Saat marah, si kecil akan menunjukkan berbagai sikap mulai dari berteriak, memukul hingga menangis.

Penyebab kemarahan anak di usia balita ini biasanya karena mereka belum bisa mengungkapkan apa yang ada di pikiran atau keinginan mereka. Inilah yang akhirnya menyebabkan anak yang sebenarnya anak manis bisa berubah menjadi emosi karena frustasi.

Anak juga bisa marah karena tindakan Anda, sebagai orangtuanya. Hal yang ibu anggap biasa saja atau kecil, bisa sangat penting untuk mereka. Ketika anak marah-marah ini, orangtua pun bisa ikut terpancing emosinya. Cukup banyak orangtua yang ikut frustasi menghadapi anak saat marah-marah. Kunci untuk menghadapi anak saat dia marah-marah adalah bersabar dan konsisten dengan berbagai trik untuk menenangkannya.

Agar orangtua tidak ikut terpancing emosinya, berikut beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menenangkan anak saat dia marah-marah :

1. Cari tahu apa yang membuat anak marah
Kelelahan adalah penyebab paling umum anak menjadi mudah emosi. Entah itu karena waktu tidur siangnya sudah lewat atau tidak cukup tidur di malah hari, bisa jadi penyebab dia mengalami tantrum saat beraktivitas. Selain kelelahan, lapar juga jadi pemicu kemarahan anak. Sama seperti orang dewasa, anak-anak pun bisa jadi mudah marah saat perutnya lapar. Anda perlu ingat, anak belum bisa memahami soal rasa lapar tersebut. Dia hanya merasa perutnya sakit. Jadi sebaiknya Anda selalu memberi makan anak di waktu yang sama setiap harinya atau memberinya camilan sehat di sela-sela waktu makan.

2. Pelajari rutinitasnya
Jika anak tiba-tiba saja marah, jangan langsung terpancing emosi. Pelajari dulu rutinitasnya hari itu. Apakah dia baru saja diasuh oleh pengasuh baru? Apakah Anda atau ayahnya terlalu sering meninggalkannya? Adakah anggota keluarga yang baru saja meninggal? Anak balita membagi kehidupannya dengan orang-orang yang ada di sekitarnya. Jadi jika beberapa bagian dari kesehariannya berubah atau orang yang dicintainta menghilang, marah menjadi hal yang paling umum dilakukannya untuk mengekspresikan ketidaknyamanan dari perubahan tersebut.

3. Jangan berteriak
Saat anak marah, akan sangat mudah untuk orangtua terpancing emosinya dan membalas kemarahan anak dengan memarahinya sambil berteriak. Jika ini yang Anda lakukan, ini akan semakin memicu anak berteriak lebih keras. Ketika ini terjadi, memang bisa saja dia akhirnya menurut. Tapi tentunya bukan cara yang tepat untuk mengatasi kemarahan anak.

4. Pilih cara terbaik
Saat akan menenangkan anak yang marah-marah, pilihlah cara terbaik. Kenapa? Karena memang pada dasarnya ada berbagai cara untuk meredakan emosi anak. Bisa dengan memeluknya, membujuknya, 'mengancamnya', dan lain-lain. Tapi cara-cara tersebut belum tentu bisa diterapkan di setiap kesempatan. Apa yang Anda gunakan untuk menenangkan anak saat dia marah-marah di rumah, belum tentu bisa dilakukan ketika anak marah-marah saat diajak makan di restoran.

5. Alihkan Perhatiannya
Ketika anak marah karena suatu hal, langsung gendong anak dan alihkan perhatiannya pada hal lain. Berikan anak mainan yang lain, makanan atau minuman. Terkadang anak butuh bantuan untuk melupakan kemarahannya.

6. Diamkan
Jika Anda memilih cara ini, sebelumnya pastikan anak dalam kondisi aman, tidak ada benda membahayakan di dekatnya. Baru setelah itu Anda bisa meninggalkan anak sebentar di ruangan tempat dia marah-marah. Ketika tidak ada lagi orang yang menonton, biasanya perlahan-lahan anak akan berhenti tantrum. Pastikan Anda dan suami konsisten menerapkan cara ini sehingga anak paham kalau dia marah-marah, dirinya akan didiamkan saja.

7. Gunakan time out
Pilih tempat di rumah yang tidak bisa membuat anak bersenang-senang atau konotasinya bukanlah tempat menyenangkan. Lalu taruh kursi di pojok ruangan tersebut. Saat anak tantrum, dengan nada tenang katakan padanya kalau dia perlu mendapat timeout di ruangan itu. Katakan padanya juga kalau dia bisa keluar dari area timeout tersebut dan mendapat pelukan dari Anda jika dia sudah selesai marah-marah. Taktik ini memberikan anak kesempatan untuk meredakan tantrumnya sendiri. Tujuan Anda melakukan ini adalah untuk mengajarkan anak mengungkapkan dengan kata-kata apa yang sebenarnya membuatnya emosi.

8. Jangan menenangkan dengan memberinya hadiah
Orangtua biasanya memilih cara yang mudah untuk menenangkan anak dengan memberinya 'hadiah' Misalnya ketika anak marah-marah saat diajak berbelanja di supermarket, Anda akan berusaha mengatasinya dengan membelikannya balon. Cara ini umum dilakukan orangtua untuk menghindari malu karena anak marah atau agar dia cepat tenang.

Jika terus dilakukan, cara yang dilakukan di atas bisa memberi pemahaman yang keliru pada anak. Dia akan merasa bisa mendapatkan apa yang diinginkannya dengan marah-marah. Saat anak tantrum di tempat umum, langsung tinggalkan tempat tersebut, meski anak masih berteriak-teriak. Cari tempat lain yang lebih tenang untuk memberinya pemahaman apa yang dilakukannya itu tidak akan menyelesaikan masalah.

9. Konsisten dan sabar
Tetaplah sabar dan konsisten menerapkan langkah-langkah di atas ketika menenangkan anak yang marah-marah. Ingatlah anak di usia balita belum memiliki perbendaharaan kata yang cukup untuk menjelaskan penyebab kemarahannya. Sehingga baginya lebih mudah untuk berteriak atau menendang ketimbang menemukan kata yang bisa menjelaskan penyebab emosinya.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments


HITSTAT

Total Pageviews

Popular Post

- Copyright © 2013 Catatan Harian Awanul Hamzah| Powered by Blogger