SEKEDAR BERBAGI CERITA

Usaha jual beli sayur mayur adalah sebuah usaha yang lumayan menjanjikan, namun jarang ada yang melirik menggeluti usaha tersebut. Kenapa dibilang menjanjikan, karena selagi manusia punya perut yang harus diisi maka usaha ini akan terus berjalan.

Jarangnya orang yang melirik usaha ini karena kesan kumuhnya, dan juga nilai pertransaksinya yang rata-rata kecil, hanya berkisar Rp. 2.000,- sampai Rp. 50.000 pertransaksi.

Peluang yang cukup baik ini sebaiknya jangan dilewatkan. Untuk memulai usaha jual beli sayur mayur tidak dibutuhkan modal yang terlalu besar. Dengan menggunakan uang tabungan sebesar Rp. 1.000.000 sudah bisa memulai usaha ini.

Uang satu juta tersebut dipakai untuk membeli terpal sebagai alas jualan ukuran 2 m x 2,5 m Rp. 75.000,- beli bronjong Rp. 75.000,- digunakan untuk mengangkut barang dagangan, timbangan meja ukuran 5kg Rp. 200.000 sisanya sebesar Rp. 650.000 dapat digunakan untuk belanja barang dagangan atau sayur mayur.

Jika kita beli di pasar induk, maka kita harus belanja dalam jumlah minimal yang diperbolehkan. Minimal pembelian tergantung dari jenis sayuran yang akan dibeli, tomat minimal 1 peti isinya bervariasi antara 30kg sampai 35kg, bawang merah biasanya minimal 10kg, bawang putih minimal 5kg, kentang minimal 10kg, kubis minimal 10kg,  wortel 2kg, cabe minimal 2kg, sementara untuk bumbu dapur seperti jahe, kunyit, lengkuas, dan sejenisnya minimal 1kg. Dengan uang sisa sebesar Rp. 650.000 maka minimal kita dapat belanja bawang merah, bawang putih, cabe rawit hijau, cabe keriting merah, cabe setan, tomat, kentang, wortel, daun bawang, sledri, jahe, lengkuas, kunyit, daun salam, daun sere. Sementara dengan uang sisa tersebut untuk memulai cukup itu saja barang belanjaannya, sambil jalan nantinya akan bertambah jenisnya.

Untuk meminimalisir modal untuk sewa lapak atau kios sementara ikut pasar kaget atau pasar tiban yang biasanya hanya buka di sore hari dan berpindah-pindah lokasi. Hanya dengan membayar uang salar untuk kebersihan sebesar Rp. 3.000 setiap kali jualan.

Dengan modal barang dagangan sebesar Rp. 650.000 tersebut jika terjual habis semua maka minimal akan didapatkan uang sebesar Rp. 1.000.000.

Jika sudah berjalan dan berkeinginan untuk menyewa kios maka sebaiknya lokasi kios tersebut berada di dekat perumahan dan dekat dengan sekolah TK atau SD. Namun sebaiknya jangan di dalam perumahan, karena biasanya jika sudah kenal atau merasa tetangga, maka akan terjadi kebiasaan bayar bulanan yang tentunya akan membuat kita harus memiliki modal yang besar. Jika ada 100 pelanggan yang bayar bulanan (ngutang dulu), dan dalam sehari menghabiskan Rp. 20.000 maka setiap hari kita menyia-nyiakan peluang keuntungan yang di dapat dari modal sebesar Rp. 2.000.000 per hari dalam sebula maka kita harus mengeluarkan modal sebesar Rp. 60.000.000. Jika modal kita termasuk besar mungkin tidak akan menjadi masalah. Namun jika modal pas-pasan maka kebangkrutan akan datang menyapa. Maka sebaiknya hindari memberikan hutang.

Kenapa harus dekat dengan sekolah TK atau SD, karena hanya di kedua tingkatan pendidikan tersebutlah yang masih diantar jemput oleh orang tua / baby sitternya. Para pengantar jemput ini setelah mengantarkan sekolah biasanya menyempatkan diri berbelanja sayuran.

Jika bisnis ini berjalan lancar, kemudian membuka kios lain atau cabang dan setelah memiliki 10 cabang sebaiknya memiliki gudang untuk menampung sayuran tersebut, karena semakin besar jumlah belanjaan biasanya semakin murah juga harga yang bisa didapatkan. Tapi kalau sudah memilikilebih dari 100 cabang sudah mulai perlu untuk memiliki lahan pertanian sendiri untuk menyuplai cabang-cabang yang sudah ada, sehingga keuntungan akan semakin besar, dan membantu pemerintah dalam mengurangi jumlah pengangguran.

selamat berangan-angan menjadi bos sayuran.