Saturday, July 4, 2015


Sudah bukan menjadi rahasia lagi betapa kadang anak2 kehadirannya tidak begitu diharapkan di dalam masjid.

Anak2 dianggap pengganggu kekhusyukan dalam beribadah. Sehingga bahkan ada masjid yg terang2an menulis larangan anak masuk

Bahkan ada orang dewasa yg tak segan2 menghardik & mengancam mrk jika bermain dan bercanda. Masjid pun menjadi tempat menyeramkan

Anak2 pun mncari tmpt alternatif hiburan. Pilihannya playstation & game online. Permainan menyenangkan. Penjaganya pun menyambut ramah

Akhirnya pihak masjid pun susah mencari kader remaja masjid. Banyak remaja yg menolak, sebab waktu kecil selalu dimusuhi saat di masjid.

Sifat Allah yang Maha Rahman tak muncul dlm perilaku sebagian pengurus masjid yg galak dan suka bentak anak.

Anak2 lebih mengenal Allah yang Mahakeras siksanya dibandingkan Maha RahimNya. Sebab mereka banyak dihukum dan dimarahi jika bermain2 di masjid

Pun jika ada anak yg sungguh2 ibadah. Ternyata banyak mereka yg tak layak ada di shaf depan. Padahal mereka datang sejak awal.

Padahal hak ada di shaff depan adalah yg datang duluan, bukan berdasarkan usia.

Kadang saat sholat jumat pun, khatib lupa menyapa anak2. Lebih fokus kepada jamaah dewasa. Anak2 dianggap warga kelas dua.

Masjid sebagai pusat display agama, seharusnya menjadi tmpt untuk mengajarkan hakikat islam sesungguhnya : kasih sayang dan keramahan.

Tidak berminatnya remaja saat ini terhadap Islam, sebagian besar krn trauma di masa kecil akan tampilan islam khususnya di masjid

Masjid kalah bersaing dengan mall, warnet dan tempat permainan lain dimana penjaganya ramah dan murah senyum.

Banyak jamaah berebut menjalankan sunah di masjid. Lupa akan sunah yg lain yg diajarkan rasul : memuliakan anak2.

Sungguh indah saat rasul membawa cucunya, umamah dan husain ke masjid. Digembirakan mereka dgn digendong seraya bermain di masjid.

Demi memuaskan husain bermain di masjid, Rasul melamakan sujudnya agar ia puas menungganginya seperti kuda. Tak memarahinya.

Sahabat menduga lamanya sujud akibat datangnya wahyu. Mereka salah. Rasul menyengajakannya supaya anak2 puas bermain di masjid.

Kisah2 Rasul yg memuliakan anak di masjid mungkin jarang terdengar/sengaja dilupakan sebagian orang. Padahal mereka mengaku pencinta rasul.

Alhamdulillah setelah banyak dialog dengan pengurus masjid yg melarang anak2, akhirnya ada juga yang tercerahkan meski awalnya marah2.

Bahkan ada yg berinisiatif membuat ruang bermain bagi anak2 serta menyediakan pampers bagi anak2.

Biarlah anak betah bermain di masjid daripada memilih bermain di tempat lain yg menjauhkan mereka dari agama.

Jika sudah merasa nyaman di masjid. Barulah buat peraturan. Kapan harus bermain dan kapan harus ibadah. Mereka tentu bisa menerima.

Indahnya jika anak2 saat waktu luang, izin ke ortunya untuk pergi ke mesjid. Berlama2 disana. Masjid pun ramai.

Orang dewasa lain yg malas ke masjid pun jadi bergairah melihat masjid yg ramai. Jadilah setiap masyarakat memakmurkan masjid.

Maka dari sekarang mari membuat masjid sebagai tempat yang nyaman, ramah, bersih dan menyenangkan bagi anak2. Kelak mereka yg akan memakmurkan masjid.

Mudah2an ada pengurus masjid yg baca memulai gerakan ajak anak ke masjid ini.

Mudah2an berkenan di bagikan kepada sebanyak2 teman.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments


HITSTAT

Total Pageviews

Popular Post

- Copyright © 2013 Catatan Harian Awanul Hamzah| Powered by Blogger