Saturday, July 27, 2013


Ada info dari email kawan. tentang kegelisahan menghadapi kenyataan hidup.mudah2an ini bisa menginspirasi kegundahan yang terjadi. Serta melanjutkan beberapa pertanyaan teman-teman yang menanyakan artikel yang menyesatkan di Sekolah Tidak Penting, maka inilah contoh orang - orang sukses di Indonesia yang tidak memiliki gelar sarjana. Mereka mengenyam pendidikan hanya sampai jenjang sekolah menengah. Riwayat pendidikan mereka serupa :

1. terkadang gagal meneruskan kuliah karena miskin
2. memiliki jiwa pemberontak
3. salah jurusan saat kuliah.

Keberhasilan yang mereka raih juga memiliki ciri - ciri serupa :

1. pantang menyerah kepada nasib
2. menumbuhkan jiwa kreatif
3. terus menerus berusaha menjadi manusia pembelajar

Mereka adalah street-boys, orang -orang yang belajar dari kehidupan nyata.

Bagaimana dengan anda? Jika anda lebih beruntung dengan memiliki gelar sarjana berderet - deret , sudahkah anda belajar dari kehidupan nyata? Sudahkah anda berprestasi seperti Ibu Tri Mumpuni? atau bahkan melebihi beliau?

inilah sebagian dari figur inspiratif itu :

1. Andy F.Noya

PimRed Metro TV ini belum lulus sarjana... Satu hal yang menarik, Andy sebenarnya adalah orang teknik. Sejak lulus SD Sang Timur di Malang, Jawa Timur, pria kelahiran Surabaya ini sekolah di Sekolah Teknik Jayapura lalu melanjutkan ke STM Jayapura. "Tetapi sejak kecil saya merasa jatuh cinta pada dunia tulis menulis. Kemampuan menggambar kartun dan karikatur semakin membuat saya memilih dunia tulis menulis sebagai jalan hidup saya," tutur Andy.

2. Adam Malik

Mantan Wakil Presiden Indonesia yang dikabarkan merupakan Agen CIA ini ternyata sama sekali tidak pernah sekolah.

3. M. H. Ainun Najib

Emha Ainun Nadjib hanya tiga bulan kuliah, Pendidikan formalnya hanya berakhir di Semester 1 Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada (UGM). Sebelumnya dia pernah 'diusir' dari Pondok Modern Gontor Ponorogo karena melakukan 'demo' melawan pemerintah pada pertengahan tahun ketiga studinya, kemudian pindah ke Yogya dan tamat SMA Muhammadiyah I. Selebihnya Beliau jadi pengembara ilmu di luar sekolah hingga dia bisa jadi manusia dengan bermacam sebutan (multifungsi).

4. Abdullah Gymnastiar

kiayi yang tahun kemaren santer dengan kasus poligaminya, ternyata sukses menjadi kyai dan wirausahawan (pengusah besar) tanpa ijazah. walaupun sudah lulus, tapi dikabarkan sampai saat ini belum mengambil ijazahnya.

5. Ajip Rosidi

dengan tak mau mengikuti ujian akhir SMA nya. Dia menolak ikut ujian karena waktu itu beredar kabar bocornya soal-soal ujian. Dia berkesimpulan bahwa banyak orang menggantungkan hidupnya kepada ijazah. "Saya tidak jadi ikut ujian, karena ingin membuktikan bisa hidup tanpa ijazah". Dan itu dibuktikan dengan terus menulis, membaca dan menabung buku sampai ribuan jumlahnya. Walhasil sampai pensiun sebagai guru besar tamu di Jepang, Dia yang tidak punya ijazah SMA , pada usia 29 tahun diangkat sebagai dosen luar biasa Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran. Lalu jadi Direktur Penerbit Dunia Pustaka Jaya, Ketua Ikapi Pusat, Ketua DKJ dan akhirnya pada usia 43 tahun menjadi profesor tamu di Jepang sampai pensiun.

Berikut Sejarah Pendidikan Beliau :
Sekolah Rakyat 6 tahun di Jatiwangi (1950)
Sekolah Menengah Pertama Negeri VIII Jakarta (1953)
Taman Madya, Taman Siswa Jakarta (1956, tidak tamat)

6. Bob Sadino

Bob Sadino lahir dari sebuah keluarga yang hidup berkecukupan. Ia adalah anak bungsu dari lima bersaudara. Sewaktu orang tuanya meninggal, Bob yang ketika itu berumur 19 tahun mewarisi seluruh harta kekayaan keluarganya karena saudara kandungnya yang lain sudah dianggap hidup mapan. Bob kemudian menghabiskan sebagian hartanya untuk berkeliling dunia dan tidak melanjutkan kuliah. Dalam perjalanannya itu, ia singgah di Belanda dan menetap selama kurang lebih 9 tahun. Di sana, ia bekerja di Djakarta Lylod di kota Amsterdam dan juga di Hamburg, Jerman. Ketika tinggal di Belanda itu, Bob bertemu dengan pasangan hidupnya, Soelami Soejoed.

Pada tahun 1967, Bob dan keluarga kembali ke Indonesia. Ia membawa serta 2 Mercedes miliknya, buatan tahun 1960-an. Salah satunya ia jual untuk membeli sebidang tanah di Kemang, Jakarta Selatan sementara yang lain tetap ia simpan. Setelah beberapa lama tinggal dan hidup di Indonesia, Bob memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya karena ia memiliki tekad untuk bekerja secara mandiri.

7. Andrie Wongso

Anak ke-2 dari 3 bersaudara ini terlahir dari sebuah keluarga miskin di kota Malang. Di usia 11 tahun (kelas 6 SD), terpaksa harus berhenti bersekolah karena sekolah mandarin tempat andrie kecil bersekolah ditutup. Maka SDTT, Sekolah Dasar Tidak Tamat, adalah gelar yang disandangnya saat ini. Masa kecil hingga remajanya pun kemudian dilalui dengan membantu orang tuanya membuat dan berkeliling berjualan kue ke toko-toko dan pasar.

8. Purdi E Chandra

Sosok Purdi E. Chandra kini dikenal sebagai pengusaha yang sukses. Lembaga Bimbingan Belajar (Bimbel) Primagama yang didirikannya bahkan masuk ke Museum Rekor Indonesia (MURI) lantaran memiliki 181 cabang di 96 kota besar di Indonesia dengan 100 ribu siswa tiap tahun.

Bukan suatu kebetulan jika pengusaha sukses identik dengan kenekatan mereka untuk berhenti sekolah atau kuliah. Seorang pengusaha sukses tidak ditentukan gelar sama sekali. Inilah yang dipercaya Purdi ketika baru membangun usahanya.

Kuliah di 4 jurusan yang berbeda, Psikologi, Elektro, Sastra Inggris dan Farmasi di Universitas Gajah Mada (UGM) dan IKIP Yogya membuktikan kecemerlangan otak Purdi. Hanya saja ia merasa tidak mendapatkan apa-apa dengan pola kuliah yang menurutnya membosankan. Ia yakin, gagal meraih gelar sarjana bukan berarti gagal meraih cita-cita. Purdi muda yang penuh cita -cita dan idealisme ini pun nekad meninggalkan bangku kuliah dan mulai serius untuk berbisnis.

9. Hendy Setiono

Hendy Setiono (kebab Baba Rafi) mengawali usaha tahun 2003 di Surabaya. Modalnya hanya Rp 10 juta atau sebuah gerobak burger. Kini bisnisnya berkembang pesat dengan menu makanan utama kebab serta santapan ala koboi (burger serta hotdog). Jumlah cabangnya setiap tahun terus bertambah. Terakhir, terdapat 140 outlet tersebar di 25 kota, antara lain Batam, Bali, Bandung, Banjarmasin, Malang, Gresik, Jember, Kediri, Lampung, Padang, Malang, Makasar, Medan, Pasuruan, Pekan Baru, Karawang, Surabaya, Sukabumi, Semarang, Sidoarjo, Tasikmalaya, Jogjakarta, dan Jakarta

10. Buya Hamka

HAMKA (1908-1981), adalah akronim kepada nama sebenar Haji Abdul Malik bin Abdul Karim Amrullah. Ia adalah seorang ulama, aktivis politik dan penulis Indonesia yang amat terkenal di alam Nusantara.

Hamka mendapat pendidikan rendah di Sekolah Dasar Maninjau sehingga kelas dua. Ketika usia HAMKA mencapai 10 tahun, ayahnya telah mendirikan Sumatera Thawalib di Padang Panjang. Di situ Hamka mempelajari agama dan mendalami bahasa Arab. Hamka juga pernah mengikuti pengajaran agama di surau dan masjid yang diberikan ulama terkenal seperti Syeikh Ibrahim Musa, Syeikh Ahmad Rasyid, Sutan Mansur, R.M. Surjopranoto dan Ki Bagus Hadikusumo.

11.Basrizal Koto

Basko yang panjang akal dan visioner mengawali usahanya dengan berjualan pete. Meski tidak punya uang tetapi dengan modal kepercayaan, pete yang belum dibayar dibawanya ke restoran Padang dan dijual dengan selisih harga yang lebih tinggi. Perjalanan hidupnya penuh warna dan keinginan untuk terus mengubah nasib mengantarnya menjajal berbagai macam profesi mulai dari kernet, sopir, pemborong, tukang jahit hingga akhirnya menjadi diler mobil.

Kemahirannya berkomunikasi, membangun jaringan, menepati janji, dan menjaga kepercayaan akhirnya membawanya sukses menaklukan kemiskinan, membangun kerajaan bisnis, dan menciptakan lapangan kerja. Jumlah perusahaan yang dikelolanya kini mencapai 15 perusahaan

12. Dahlan Iskan

Menteri BUMN ,pada Hari Senin 25 Januari 2010, bertemu dengan Komisi Energi Dewan Perwakilan Rakyat untuk mengikuti rapat dengar pendapat mengenai industri listrik di Indonesia.

Dahlan pun mengawali pertemuan itu dengan perkenalan. Mulai dari nama, jabatan, hingga pendidikan. "Mohon maaf, karena orang tua saya hanya petani, maka hanya sanggup menyekolahkan saya sampai SMU saja," kata Dahlan,

Ternyata, Dahlan hanya lulusan Sekolah Menengah. Kita susah sekali mencari latar belakang pendidikannya. Penelusuran di mesin pencari juga belum menemukan pendidikannya. Bahkan dari situs pribadinya, dahlaniskan.info dan dahlaniskan.net juga tidak mencantumkan pendidikan Dahlan.

Di situ hanya ditulis, Dahlan Iskan adalah raja media yang memiliki jaringan media se antero Indonesia. Usahanya itu di bawah naungan Jawa Pos Group. Bahkan belakangan, dia merambah ke bisnis percetakan, pembangkit listrik, dan batu bara.

13. Yoris Sebastian

Anak muda yang tak pernah kuliah formal ini, justru menjadi ikon ekonomi kreatif di Indonesia. Mengetahui sosok Yoris Sebastian bagi saya memang baru-baru saja. Salah satu anak muda Indonesia yang kreatif dan berprestasi. Pantaslah kalau Yoris Sebastian bisa dijadikan inspirasi dan motivasi, mengingat pendidikannya yang hanya tamatan SMA, tapi ide-idenya yang cemerlang, bagi saya itu adalah inovasi. Menjadi General Manager di Hard Rock Café Asia Pacific pada umur 26 th, pemrakarsa acara 'I Like Monday' di HardRock Café Jakarta, salah satu acara yang diingat banyak orang. Dan bejibun prestasi lain yang mengekornya. Saat ini Yoris Sebastian memiliki 'Oh My Goodness (OMG) Creative Consulting', perusahaan yang menciptakan ide-ide unik dan kreatif untuk marketing perusahaan atau produk.

Kawan2 ku yang baik...

Semua figur di atas membuktikan bahwa pendidikan formal, bukanlah satu-satunya jalan hidup dan pilihan untuk kesuksesan di masa depan. Pendidikan adalah invenstasi kemanusiaan yang dapat didapat dimanapun manusia berada. tidak dibatasi oleh ruangan kelas, 4 dinding dan suasana yang menjemukkan. bagi kawan-kawan yang kini tengah menempuh pendidikan formal, atau bahkan telah mendapatkan titel atau gelar dalam pendidikan formal, idealnya harus lebih baik eksistensinya dari figur-figur di atas.

Tuhan telah memberikan jalan alternatifnya buat kita

Kini, pilihannya ada pada Anda....

To be or not to be...

{ 1 comments... read them below or add one }

  1. jaman skr klo ga sekolah tp pingin sukses harus pinter dagang ya..?

    ReplyDelete


HITSTAT

Total Pageviews

Popular Post

Arsip

- Copyright © 2013 Catatan Harian Awanul Hamzah| Powered by Blogger