Saturday, July 27, 2013
Tidak ada manusia yang ingin hidup bodoh miskin, dan sakit. Tidak ada. Setiap kita selalu berharap kebaikan dalam pendidikan, memiliki harta yang cukup dan kondisi tubuh yang sehat. Selama ini kita mungkin senantiasa punya keinginan, tapi tidak memiliki kemampuan untuk menerjemahkan keinginan tersebut dalam dunia nyata.
Kita biasanya mengeluh bila ternyata tidak mampu mencapai sesuatu yang baik, seperti yang orang lain capai. Dengan beribu alasan, mereka selalu menutupi kelemahannya dengan mengkambinghitamkan sesuatu yang berada di luar dirinya. Keinginan hanya sebatas keinginan. sekali lagi, tidak mewujud dalam kehidupan nyata.
Sebaiknya kita coba renungkan kembali, mengapa hal tersebut terjadi? Benarkah semua ini bentuk dari ketidakadilan yang Tuhan berikan pada Kita, Manusia? Ataukah karena Manusianya sendiri tidak menyadari bahwa kesalahannya ternyata ada dalam diri kita sendiri?
Kehidupan yang baik, selalu diinginkan manusia. Kenapa kita bekerja sehari-hari? jawabannya pasti, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari yang tidak bisa ditunda. harus dipenuhi. Tidak bisa di nanti-nanti. Malah berbahaya kalau ditunda. Menyangkut nyawa manusia.
Apa yang biasa dituju oleh manusia yang bekerja? makan, minum, pakaian, rumah, jabatan, tunjangan masa tua, jaminan pendidikan anak-anak, dan lain-lain. Anda mungkin saja tidak sepakat dengan salah satu atau semua yang tadi disebut. Tapi Saya berani bertaruh, tidak munafik, justru karena itulah kita bekerja.
Manusia selalu punya impian. Impianlah yang men-drive (dorong) seseorang melakukan sesuatu, di antaranya bekerja. Dengan bekerja, manusia berharap bisa mencapai impiannya. Namun apa jadinya, bila ada manusia yang tahu bahwa apa yang sedang dikerjakannya, justru tidak akan mencapai impiannya?? Dan herannya lagi, mereka tetap bekerja (dengan sadar) walaupun tahu pekerjaannya tidak akan menghasilkan impian-impian dalam hidupnya?
Tidak ada manusia yang ingin sejahtera. Indikasi sejahtera, secara materii ditandai dengan terpenuhinya kebutuhan dasar hidup. Dianggap lebih sejahtera, bila apa yang dihasilkan dari pekerjaannya, melebihi kebutuhan-kebutuhan dasar hidupnya.