Wednesday, July 17, 2013
Duit kecil beli barang BESAR. Ini dia filosofi patungan. Kita terbiasa koq dengan patungan. Patungan sewa bis. Patungan sewa vila. Patungan usaha kecil. Misalnya buka toko. Patungan berdua. Patungan bertiga. Sampe patungan sekelas buat beliin wali kelas hadiah pada saat bagi raport atau perpisahan.
Membangun masjid, membangun madrasah sebagian besar dilakukan dengan cara patungan. Memang ada juga yang tanpa patungan tapi bisa dipastikan jumlahnya jauh lebih sedikit daripada yang patungan, karena memang dibutuhkan dana yang tidak sedikit untuk membangunnya.
Dengan patungan kita bisa membeli barang yang mahal harganya hanya keluar uang sedikit, contoh warga 1 RT patungan membeli tenda buat keperluan pesta, membeli tenda pesta ukuran panjang 8 meter x 3 meter beserta tiang penyangganya kurang lebih harganya diatas Rp. 10.000.000,- tapi dengan anggota RT yang sebanyak 60 KK maka hal itu bisa menjadi ringan. Hanya dengan kurang lebih Rp. 175.000,- bisa terbeli itu tenda. Sehingga jika ada anggota RT yang mau mengadakan hajatan teringankan bebannya dengan adanya tenda bersama tersebut. Padahal biaya untuk menyewa tenda minimal Rp. 600.000,- untuk durasi 2 hari. Apalagi jika disewakan, kepada orang yang bukan anggota RT, lumayan bisa untuk menambah penghasilan RT dan jika laris bisa untuk menambah armada tendanya.
Namun patungan untuk usaha dalam hal besar, apalagi berkaitan dengan usaha atau bisnis memang memiliki resiko yang tinggi, terutama jika para anggota patungan tersebut merasa iri atau merasa adanya ketidakadilan dalam pembagian hasilnya.